Jumat, 28 Juni 2019

Rekomendasi Memilih Memory Card Kamera  untuk DSLR




Berbicara tentang kamera tentu tak bisa dilepaskan dari memory card-nya. Ya, sebuah lempengan kecil yang merupakan tempat penyimpanan semua hasil data dari sebuah kamera.

Jenis memory card untuk kamera DSLR sendiri bermacam-macam. Tetapi dengan kemajuan teknologi, kini kebanyakan DSLR sudah menggunakan tipe SD Card untuk media penyimpanan datanya. Nah, supaya tahu memory card kamera yang bagus untuk DSLR, ikuti ulasannya di bawah ini.




SanDisk Extreme Pro SDHC UHS-1


Dari jajaran memory card kamera yang tersedia di pasaran, merek SanDisk sudah kondang dengan ketangguhannya dalam urusan penyimpanan data. Apalagi untuk seri UHS-1 yang akan membantu kamu merekam foto dalam format RAW dan video 4K dengan lancar.

SanDisk Extreme Pro UHS-1 merupakan memory card kamera yang masuk pada golongan Class 10. Kartu memori ini sendiri hadir dengan berbagai kecepatan dan kapasitas penampungan data. Salah satu yang tercepat memiliki kecepatan transfer data hingga 95MB per detik.

Faktor lain yang membuat memory card kamera SanDisk bisa dijadikan andalan adalah keberadaan garansinya. Produk asal Amerika Serikat ini memberikan garansi seumur hidup sebagai jaminan keamannnya. Padahal kartu memori ini bisa digunakan pada suhu -25 Celcius sampai 85 derajat Celcius, bisa menghadapi goncangan dengan baik, bahkan lumayan tahan air. 


SD Card SanDisk Extreme Pro USH-1 tersedia dalam varian 8GB, 32GB, 64GB, 128GB, 256GB, serta 512GB. Untuk kartu memori dengan kapasitas 64GB sendiri kini ditawarkan dengan harga Rp600 ribuan.






Lexar Professional 2000X SDXC, hadir untuk kebutuhan fotografer profesional




Merek SD Card yang satu ini sudah sering menjadi andalan bagi para fotografer profesional. Maklum saja, kemampuannya dalam menyimpan dan taransfer data cukup tangguh. Memory card kamera buatan Lexar pun bisa diajak untuk merekam foto dan mengambil gambar dengan format 4K seharian tanpa lelah.

Kecepatan SD Card Lexar Professional 2000X dalam menulis data mencapai 30MB per detik. Sementara kemampuan membaca datanya memiliki kecepatan maksimal hingga 300MG per detik. Selain itu, memory card kamera ini juga dilengkapi dengan SD UHS-II adapter yang akan mempermudah dalam urusan transfer data.

Kalau pun kamu mengalami masalah saat penggunaannya, Lexar juga juga punya software Image Rescue yang bisa dipakai untuk mengembalikan data yang corrupt.


Memory card kamera Lexar Professional 2000X ini hanya tersedia dalam tiga varian saja, yaitu 32GB, 64GB, serta 128GB. Dan seperti produk dengan kualitas terbaik lainnya, SD Card ini dilepas dengan harga yang cukup mahal. Untuk versi 64GB, SD Card Lexar dijual dengan harga Rp1 jutaan.






PNY Elite Performance SDHC, murah dan tangguh




Memory card kamera lain yang juga bisa dijiadikan andalan untuk kamera DSLR kamu adalah PNY Elite Performance SDHC. SD Card ini hadir dengan dua jenis kecepatan tergantung pada kapasitas yang diinginkan. Untuk versi 32GB hadir dalam rupa kartu UHS-1/U1, sementara untuk varian 64GB-nya berbentuk UHS-1/U3.

Meski hadir dalam kelas yang berbeda, tetapi kedua memory card kamera PNY Elite Performance memiliki kecepatan untuk membaca data hingga 95MB per detik. Kecepatan ini sama dengan kemampuan dari SanDisk Extreme Pro. Dan sama juga seperti SanDisk, kartu memori ini juga dilengkapi dengan garansi berdurasi seumur hidup.

Kartu memori PNY Elite Performance ini hadir dalam varian yang cukup banyak. Rentang produknya tersedia dari mulai 32GB sampai 512GB. Dengan versi 32GB serta 64GB sebagai produk terbaik dengan harga yang terjangkau.

Harga memory card PNY Elite Performance sendiri berada pada kisaran Rp200 ribuan. Cukup terjangkau untuk SD Card dengan kecepatan transfer data yang baik.


Semua memory card kamera di atas bisa bekerja dengan baik pada kamera DSLR kamu. Ketiganya pun punya kelebihan dan kekurangan masing-masing yang bisa dijadikan pertimbangan. Nah, selanjutnya tinggal menentukan seberapa baik kemampuan memory card kamera yang kamu butuhkan.

Dari kamera di atas, SD Card mana yang paling cocok buat kamu?

Minggu, 23 Juni 2019

Perbedaan IOS dan Android Yang Kamu Harus Tahu!

Android dan iOS (iPhone) merupakan dua sistem operasi yang paling populer dikalangan pengguna smartphone, terutama OS smartphone yang berbasis layar sentuh. Kedua OS tersebut hingga saat ini terus bersaing untuk dapat memperebutkan pasar yang mereka incar. Sedangkan iPhone memang harganya masih cukup tinggi bagi kalangan menengah ke bawah, termasuk saya ini. Hanya bisa bermimpi untuk bisa membeli iPhone. Hehe.

Mari kita simak apa sajakah perbedaan dan fakta menarik antara OS Android dan IOS:

1. Segi pengembang (source)

Yang pertama perbedaan antara os Android dan IOS ialah daari segi pengembangan(source). Untuk OS android bersifat open source yang berarti  pengguna dapat melakukan pengubahan sesuai dengan keinginan dan selera yang biasa di sebut dengan AOSP.maksudnya source yang di berikan Google untuk di pakai dalam pembuatan Custom rom.contoh nya :

ROM MIUI
OMNIROM
CYANOGENMOD,Dll


Dan sementara untuk OS IOS bersifat closed source yang berarti pengguna tidak dapat mengubah perangkat sesuai dengan keinginannya. Semua aplikasi yang menjadi kebutuhan pengguna hanya tersedia apabila memang disediakan atau ada persetujuan dari Apple.

Sebenarnya, open source Android bisa menjadi keunggulan, namun bisa juga menjadi kelemahan, sebab keterbukaan pengembang ini nantinya bisa jadi akan dimanfaatkan oleh “tangan-tangan jahil” yang menyebabkan eror pada OS android yang kita gunakan.

Sedangkan iOS memang terasa lebih aman karena sifatnya yang closed source membuat pihak Apple lebih dapat menjamin ketangguhan perangkatnya.

2. Segi Aplikasi 

iPhone hanya memiliki satu vendor, jadi bila ada update terbaru dari iOS semua pengguna iPhone dapat menikmatinya, kecuali bila spesifikasi hardware nya memang tidak mendukung untuk update tersebut.
Sedangkan bagi pengguna smartphone Android, terdiri dari banyak vendor seperti nexus, android one, HTC, Samsung, dan banyak lagi.

Jadi, contoh ketika ada update terbaru dari Samsung, pengguna smartphone merek lain tidak dapat ikut menikmatinya. Update terbaru hanya tergantung pada vendor smartphone yang kita gunakan.
Padahal, software mempengaruhi lebih dari 60% performa smartphone. Itulah sebabnya kamera iPhone yang hanya beberapa MP dapat memberikan hasil yang lebih mengesankan, dan meski RAM-nya hanya 1 GB, tapi mampu memiliki performa sebaik smartphone android dengan RAM 3 GB.

3. Segi Gaming

App Store dan Google Play store merupakan dua raksasa dengan perkembangan kualitas dan kuantitas Game yang sangat cepat. Namun dari segi kompatibilitas jenis handsetnya, Android dan iPhone memang sangat berbeda jumlah variasinya. Gadget Android dapat mencapat ratusan jenis dengan berbagai merek dan tipe, sedangkan gadget dari Apple paling hanya sekitar 5 sampai 6 jenis saja.

Hal ini membuat para developer game harus mencoba game mereka di semua device Android yang ada guna memastikan game buatannya dapat berjalan dengan lancar. Biasanya kendala tersebut disiasati dengan mencoba game hanya pada device yang paling populer saja.Para developer game untuk Apple mungkin tidak mengalami kendala semacam ini, karena jenis dan variasi gadgetnya lebih sedikit.

4. Segi Tampilan

Dari segi tampilan fisik, iPhone umumnya memiliki layar yang lebih kecil beberapa inchi dibandingkan Android. Desainya pun iPhone cenderung monoton, alias “gitu-gitu saja”. Sedangkan Android memang lebih unggul dari segi tampilan fisik atau desain, bentuknya lebih variatif karena untuk urusan desain diserahkan pada vendor sepenuhnya.Maksudnya Banyak perusahaan” pembuatan Handphone yang menggunakan OS android mereka bebas mendesign bagaimana tampilan di Handphone nya itu sesuai apa yang mereka inginkan,baik tema nya,Jaringan,spek,Maupun design bentuk hanphone nya.

5. Segi Harga

Android nampaknya lebih unggul bila dilihat dari segi harga.bila kia lihat dipasaran, banyak merek hp yang menggunakan os android menjual dengan harga yang terjangkau dan pasti ada juga yang mahal. Bahkan smartphone Android yang harganya bahkan di bawah 1 jutaan. Sementara untuk os ios, Harga pasaran nya untuk sekarang Kalau dihat tidak ada harga yang di bawah 1 jt dimana lebih mahal dibandingkan yang lainnya.

Jumat, 21 Juni 2019

Android Bootloop? Atasi dengan Cara Ini



Setiap perangkat Android pasti memiliki spesifikasi dan keunggulan yang berbeda-beda. Performa yang mantap, spesifikasi yang mumpuni, dan dukungan multitasking yang maksimal menjadi pilihan terbaik bagi para pengguna Android. Namun, sebagus atau secanggih apapun smartphone yang Anda miliki, pastinya berpeluang untuk mengalami masalah. Masalah yang dialami bisa terjadi pada software ataupun pada hardware. Kebanyakan masalah sering terjadi pada software, mulai pada aplikasi yang diinstal, aplikasi bawaan (bloatware), hingga pada sistem Android.


Salah satu masalah sistem Android yang cukup bikin jengkel penggunanya adalah bootloop. Bootloop adalah salah satu masalah yang sering terjadi pada sebagian pengguna Android yang suka mengoprek sistem Android pada smartphonenya. Masalah bootloop ini bisa terjadi pada semua perangkat Android dari semua merek. Bisa dibilang, bootloop ini menjadi salah satu kelebihan dan kekurangan OS Android.

Penyebab bootloop bisa bermacam-macam, mulai dari karena proses rooting, upgrade OS Android yang gagal, custom ROM yang gagal atau corrupt, flashing firmware yang tidak berhasil, Android terjangkit virus, dan masih banyak lagi. Biasanya, sumber masalah bootloop akibat adanya kegagalan atau kesalahan ketika mengoprek sistem Android dengan alasan sebagai cara agar HP Android tidak lemot.

Ciri-ciri smartphone yang mengalami bootloop adalah ketika smartphone dihidupkan, smartphone mengalami booting terus menerus tanpa henti (bootloop) atau berhenti pada tampilan logo smartphone. Hal tersebut tentunya membuat aktifitas harian yang biasa dilakukan pada smartphone menjadi tidak bisa dilakukan sama sekali.

Bicara soal bootloop, mari kita PDKT *eh kenalan dulu dengan masalah ini. Sebenarnya, ada tiga tipe bootloop yang bisa terjadi pada perangkat Android, seperti Android Light Bootloop, Android Medium Bootloop, dan Android Hard Bootloop. Berikut ini penjelasan dari tiap tipe bootloop pada Android:


Android light bootloop, ciri-ciri bootloop tipe ini adalah terjadinya proses booting secara mendadak yang berdampak pada terjadinya black screen selama beberapa saat atau malah  hanya menampilkan logo ponsel saja. Hal ini biasanya terjadi pketika pemakaian normal yang disebabkan oleh kesalahan instal aplikasi, bermain game, atau ketika Anda mengutak- sistem utama.


Android medium bootloop, masalah booting android ini terjadi karena pengguna Android yang ingin mencoba untuk mengubah sistem Android dengan cara masuk ke menu Recovery Mode.  Recovery Mode adalah suatu menu pada Android yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah dan gangguan yang terjadi pada perangkat Android. Namun pada kenyataannya, sering terjadi penyalahgunaan pada menu Recovery Mode ini. Biasanya penyalahgunaan ini dilakukan untuk melakukan rooting, menginstal script, dan lainnya. Jika tidak dilakukan secara hati-hati, hal ini dapat berakibat pada terjadinya bootloop atau terjadinya booting yang berulang-ulang pada perangkat Android.


Android hard booting, jenis masalah booting Android ini tergolong pada masalah yang paling sulit, karena booloop yang terjadi sudah cukup parah. Masalah bootloop ini biasanya terjadi karena pengguna Android yang gagal melakukan upgrade sistem operasi Android. Selain itu, masalah ini juga bisa disebabkan karena penggantian stock ROM yang berujung pada proses booting yang tidak normal pada perangkat Android.
Di berbagai forum online, pertanyaan yang terkait dengan masalah bootloop ini banyak dipertanyakan oleh para pengguna Android. Pertanyaan yang biasanya ditanyakan seperti ini: “Kenapa Android saya saat dinyalakan hanya muncul logo ponsel aja?”; “Android Saya kok mendadak mati?; atau “Gimana caranya supaya HP saya bisa masuk ke menu?”.





Untuk menjawab semua pertanyaan terkait bootloop tersebut, kali ini kami akan memberikan informasi kepada Anda seputar cara mengatasi android bootloop. Berikut ini cara-caranya untuk Anda:

1. Mengatasi bootloop ringan

Untuk memperbaiki perangkat Android yang mengalami bootloop ringan, Anda tidak perlu melakukan langkah-langkah yang teknis. Anda cukup mematikan perangkat Android Anda (jika hidup). Lalu, cabut kartu memori, kartu operator, dan baterai. Kemudian diamkan selama 30 menit sampai 24 jam. Setelahnya, pasang dan hidupkan kembali perangkat Android Anda. Lalu amati proses bootingnya. Jika masalah bootloop masih terjadi, maka lanjutkan ke metode-metode yang akan kami jelaskan di bawah ini.


2. Hapus Cache Sistem

Cara paling mudah dan paling sederhana pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi Android bootloop yaitu membersihkan file cache pada sistem dan memori Android. Gimana cara bersihinnya, kan saya ga bisa masuk ke menu Androidnya?

Untuk melakukan cara ini, Anda harus masuk ke menu Recovery Mode. Menu Recovery Mode pada setiap smartphone berbeda-beda, dan cara masuknya juga akan berbeda-beda. Anda harus masuk pada menu Recovery Mode sesuai dengan tipe perangkat Android yang anda gunakan. Sebagai contoh, Anda bisa menyimak beberapa langkah masuk Recorvery Mode untuk salah satu merek smartphone di bawah ini.

Tekan tombol Power + Volume Down selama beberapa saat sampai muncul tampilan logo ponsel pada layar.
Lepaskan kedua tombol yang Anda tekan. Selanjutnya akan muncul menu Recovery Mode.
Pilih menu “Advanced”, kemudian pilih “Wipe-Dalvik Cache”.
Lalu, pilih menu “Mounts & Storage”, lalu pilih opsi “Wipe /Cache”.
Selesai.



3. Wipe Cache Partition

Cara kedua, Anda bisa mencoba metode Wipe Cache Partition. Metode ini akan membersihkan file cache pada partisi memori. Caranya hampir sama dengan yang metode pertama, yaitu sama-sama melalui menu Recovery Mode. Biasanya, metode ini dilakukan untuk mengatasi Bootloop tipe medium atau sedang. Untuk melakukannya,  simak langkah-langkahnya di bawah ini:


Tekan tombol Power + Volume Down selama beberapa saat sampai muncul tampilan logo ponsel pada layar.
Lepaskan kedua tombol yang Anda tekan. Selanjutnya akan muncul menu Recovery Mode.
Pilih “Wipe Cache Partition”
Jika muncul pesan konfirmasi, pilih “Yes”.
Selesai.




4. Wipe Data / Factory Reset

Cara ketiga, Anda bisa mencoba metode Wipe Data atau Factory Reset (Hard Reset). Cara ini biasa dilakukan untuk mengatasi masalah bootloop berat (Hard Bootloop) atau untuk menghapus virus Android paling berbahaya yang menjangkiti perangkat Android Anda. Cara yang sama juga biasa dilakukan sebagai cara menghapus akun GMail di HP atau hal-hal untuk me-reset data pada Android.

Sebelum melakukan Factory Reset, pastikan anda melakukan backup pada semua file yang tersimpan di memori internal dan eksternal smartphone Android Anda. Simpan data backup Anda di tempat penyimpanan terpisah, misalnya pada harddisk eksternal terbaik saat ini. Untuk melakukan backup dan hard reset, simak langkah-langkahnya berikut ini:

Tekan tombol Power + Volume Down selama beberapa saat sampai muncul tampilan logo ponsel pada layar.
Lepaskan kedua tombol yang Anda tekan. Selanjutnya akan muncul menu Recovery Mode.
Pilih menu “Backup & Restore”, lalu pilih “Backup”.
Kemudian, pilih menu “Wipe Data/ Factory Reset”.
Jika muncul pesan notifikasi, pilih “Yes”.
Selesai.



5. Flashing / Install Firmware

Cara terakhir untuk mengatasi Android bootloop, adalah melakukan flashing atau install ROM. Sebelum melakukan metode ini, pastikan Anda telah memiliki firmware atau stock ROM yang sesuai dengan tipe perangkat Android yang Anda gunakan. Jika Anda belum memiliki firmware yang sesuai dengan tipe perangkat Anda, Anda bisa googling. Ketikkan saja kata kunci yang berkaitan dengan firmware yang sesuai dengan tipe smartphone Android yang Anda miliki. Contohnya, jika smartphone Android Anda adalah Xiaomi Mi 3, maka kata kunci pencariannya adalah “firmware xiaomi mi 3”. Untuk teknik flashingnya sendiri bisa beraneka macam, bisa flashing langsung dari SD Card, menggunakan software Odin, Flashing Tool, komputer, atau teknik lainnya.

Kamis, 20 Juni 2019



Review Huawei P30 Pro di Indonesia, yang Mengandalkan Kameranya
Sejarah itu tercipta pada April 2016 saat Huawei mengumumkan kerja sama dengan Leica. Hasil kolaborasi ini adalah smartphone P9 yang dilengkapi dengan kamera belakang ganda. Satu kamera dilengkapi dengan sensor RGB alias berwarna dan yang lainnya menggunakan sensor monokrom alias hitam putih. Memanfaatkan kedua kamera belakang tersebut, P9 dapat menghadirkan efek bokeh berkualitas dan kontras lebih tajam.

Selang 3 tahun setelahnya, Huawei masih memperkuat smartphone flagship mereka dengan berkolaborasi dengan Leica. Kali ini, sang jawara terbarunya adalah P30 Pro, penerus dari P20 Pro. Berbeda dengan sang pendahulu yang menghadirkan tiga kamera belakang, P30 Pro hadir dengan empat kamera belakang (Huawei menyebutnya sebagai Quad Camera System).




Sebelum saya mengupas tuntas seputar performa kamera, saya ingin membahas mengenai desain P30 Pro terlebih dahulu. Unit yang ada di tangan saya memiliki warna Breathing Crystal yang menampilkan warna seperti campuran dari ungu, biru, hijau dan putih. Keempat warna ini menjadi satu dengan sistem gradasi yang sangat halus, sehingga terlihat cukup memukau.



Benak saya langsung teringat Galaxy S9 Series ketika melihat paras dan desain Huawei P30 Pro. Ini karena layar P30 Pro melengkung. Tetapi, pembeda secara visual adalah keberadaan notch di bagian layar atas yang berguna sebagai tempat bersinggah kamera depan.



Ketika memegangnya, tidak ubahnya perasaan saya seperti memegang Galaxy S9 Series. Hal ini dikarenakan bagian sisi belakangnya juga dilengkapi sentuhan melengkung baik di sisi kiri dan kanan. Oleh karena itu, saya merasakan bagian kiri dan kanannya agak mengecil.



Sayangnya, bodi P30 Pro agak licin dan mudah terkena noda sidik jari. Layarnya berukuran 6,47 berteknologi OLED dengan resolusi 2.340 x 1.080 piksel dengan aspect ratio 19.5:9. Ini memungkinkan kamu menonton film di Netflix atau sejenisnya yang berformat cinematis 21:9 dengan minim garis bar hitam di atas dan bawah.

Dalam hal tombol fisik, Huawei hanya menyediakan tombol volume dan daya. Tombol-tombol ini terletak di sisi sebelah kanan. Di sisi atas, kamu akan melihat sebuah bundaran berbentuk kecil yang berfungsi sebagai emitter inframerah. Inframerah tersebut dapat digunakan sebagai remote control televisi aplikasi Smart Remote.

Slot kartu sim ada di sisi bawah, berderetan dengan port USB Type-C. Tidak ada port jack 3,5 mm, jadi saya tidak dapat menghubungkan earphone kesayangan saya. Memori internal Huawei dapat ditingkatkan menggunakan slot kartu SIM 2. Tetapi, smartphone ini menggunakan Nano Memory (NM) eksklusif dari Huawei ketimbang microSD.



Di atas sudah saya jelaskan bahwa notch P30 Pro merupakan tempat kamera depan. Dengan demikian, ukuran notch tersebut cukup kecil. Jika notch hanya untuk kamera depan, lalu kemana speakernya yang berguna untuk melakukan percakapan via telepon?

Speaker (earpiece) pada smartphone ini penggunakan teknologi Acoustic Display eksklusif dari Huawei yang memungkinkan suara keluar dari layar. Dengan demikian, tidak perlu lagi speaker fisik.

Huawei membekali P30 Pro dengan keamanan Fingerprint ID dan Face Recognition alias pendeteksi sidik jari dan pendeteksi wajah. Sensor sidik jadi P30 Pro terletak di balik layar. Ini bukan sesuatu yang ‘wah’, mengingat smartphone tersebut masuk ke dalam predikat flagship. Performa sensor sidik jari P30 Pro memang tidak terlalu istimewa jika dibandingkan dengan sensor sidik jari fisik.

Tetapi, selama saya menggunakannya, sensor sidik jari pada layar cukup dapat diandalkan. Meski begitu, aya beberapa kali gagal membuka perangkat ketika jari sedang basah. Pengenal wajahnya juga dapat dikatakan bagus karena sangat cepat mendeteksi muka saja di hampir segala situasi. P30 Pro sesekali tidak dapat mendeteksi ketika sedang di dalam ruangan dan wajah saya membelakangi cahaya lampu.

Sudah sempat disinggung sebelumnya, konfigurasi kamera belakang P30 Pro dilengkapi dengan empat buah kamera. Masing-masing dari keempat kamera tersebut mencakup kamera utama dengan sensor beresolusi 40 MP f/1.6 27mm OIS, kamera ultra lebar 16mm dengan aperture f/2.2, kamera berbentuk periskop 8 MP f/3.4 telefoto 125 mm, dan kamera Time of Flight (ToF).



Sesuai namanya, sistem kamera periskop meminjam dari mekanisme periskop yang secara umum ada di kapal selam. Karena bodi P30 Pro memiliki ketebalan hanya 8,41 mm, maka sangat tidak mungkin menghadirkan zoom optik sejauh 5x. Oleh karena itu, Huawei menyiasatinya dengan meletakan komponen kamera membelok sebesar 90 derajat dari cover.

Selanjutnya, komponen lensa zoom dan sensor CMOS berada di posisi vertikal. Dengan demikian, memungkinkan jarak yang cukup jauh antara sensor dari lensa, tanpa mengorbankan kerampingan smartphone.

Kamera ToF memiliki ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan tiga kamera belakang P30 Pro lainnya. Ia terletak di bawah lampu flash LED. Kamera ini bekerja menangkap sinar inframerah yang dikeluarkan dari emitor di dekat lampu flash setelah memantul dari subjek. Dengan demikian, perangkat mampu mengkalkulasi seberapa dekat subjek dengan kamera. Sensor ini berfungsi agar menghadirkan hasil bokeh lebih realistis dibandingkan dengan kamera smartphone pada umumnya.

Berdasarkan informasi metadata dari foto yang diambilnya, besaran focal length sesungguhnya untuk kamera utama 40 MP adalah 5,56mm, kamera ultra lebar 20 MP memiliki focal length 2,35mm, dan telefoto periskop dengan focal length 14,46mm.

Ada bermacam-macam mode yang dihadirkan P30 Pro, yakni Aperture, Night, Portrait, Photo, Video, Pro, dan More. Pada opsi ‘More’, kamu bakal melihat segambreng fitur yang dapat dipilih untuk meningkatkan kreativitas, seperti Slow-mo, Panorama, Monochrome, AR Lens, HDR, Time-lapse, dan sebagainya. Mode dapat dipilih dengan cara menekannya di bagian bawah.

Sudah dapat ditebak bahwa mode Aperture menawarkan pemotretan dengan bermacam-macam angka bukaan lensa (aperture). Tekan ikon yang mirip dengan aperture dan kemudian kamu dapat mengubah besaran aperture dari f/0.95 hingga f/16. Perlu diingat bahwa aperture tersebut dilakukan secara simulasi digital, bukan mekanisme fisik layaknya kamera mirrorless atau DSLR.

Mode Night memungkinkan kamu memotret di kondisi cahaya remang. Kamu dapat mengatur ISO dan kecepatan shutter pada mode ini. Rentang ISO mulai dari 100 hingga 1600. Tidak ketinggalan pula ISO otomatis jika kamu ingin kamera yang menentukan ISO mana yang paling cocok. Kecepatan shutter yang ditawarkannya adalah 1/4 detik hingga 32 detik. Seperti ISO, kecepatan shutter juga dibuat menjadi otomatis.

Mode yang paling umum digunakan adalah mode Photo. Kamu dapat menggunakannya untuk memotret dalam skenario apa pun dan menyerahkan pengaturan yang sesuai kepada kamera. Tersedia pula fitur Master AI yang memungkinkannya mendeteksi subjek yang difoto dan menyesuaikan warnanya.

Contohnya, jika kamu memotret pada sore hari dan posisi matahari sudah ingin terbenam, maka Master AI akan mengubah mode pemotretan menjadi Sunset. Beberapa kategori yang ditawarkannya adalah Close-up, Text, Greenery, Portrait, Waterfall, dan sebagainya.

Machine learning yang ada pada sistem Master AI P30 Pro mampu mendeteksi subjek cukup akurat. Contoh, kamera langsung mengenali subjek ketika saya memotret bunga, dan kemudian langsung mengubah warna yang sesuai. Ketika kamera terus saya dekatkan ke subjek (bunga), AI akan mendeteksi sebagai Super Macro.

Kemutakhiran Master AI juga terlihat ketika saya melakukan fotografi makro, tetapi kali ini daya memotret sebuah berkas dengan tulisan. Ketimbang mengalihkan ke mode pemotretan Macro atau Super Macro, sistem teknologi AI milik P30 Pro malah mengubahnya ke mode Documents agar tulisan di berkas lebih terlihat tajam. Dengan demikian, Master AI memiliki performa yang cukup akurat dan cepat untuk membantu mengubah rona warna agar foto terlihat lebih menarik sesuai subjek yang difoto.

Ketika memotret menggunakan lensa ultra lebar (16mm), saya merasakan bahwa P30 Pro tidak tersandung gangguan distorsi jika dibandingkan dengan lensa lebar pada smartphone lain. Hal ini dibuktikan oleh batang pepohonan yang tidak bengkok meski berada di pinggir frame. Tampilan monas juga tetap menjulang tinggi tanpa ada gangguan distorsi.

Warna yang dihasilkan tidak melenceng dan tetap alami. Meski pohon yang saya potret membelakangi cahaya, daun-daunan yang ada di pohon tersebut tetap terlihat hijau. Ketajamannya cukup baik. Tetapi, daun-daun yang ada di cabang terdalam kurang terlihat tajam.

Kini, saatnya saya memotret menggunakan kamera utama. Warna dinding monas tetap terlihat, padahal saya memotret monas dengan membelakangi cahaya. Ketika hasilnya saya perbesar, garis-garis kotak yang ada di dinding monas terlihat cukup jelas. Saya melakukan dengan sengaja memotret subjek yang membelakangi cahaya.

Ternyata, cahaya dapat ditangani P30 Pro dengan baik. Bagian bawah monas tetap terlihat dengan tidak ada gangguan under-exposure. Sama halnya dengan langit, bagian ini tidak terjadi over-exposure serta tetap mampu menangani warna awan. Warna kuning pada puncak monas terlihat cukup baik ketika saya perbesar hasil foto.

Sore menjelang malam hari, P30 Pro mendeteksi mode pemotretan ke Sunset ketika saya arahkan ke arah monas yang di belakangnya ada matahari. Warna yang dihasilkan dalam mode Sunset menjadi agak kekuningan. Lantai yang terkena sinar matahari pun terlihat lebih kuning. Subjek yang sedang duduk tetap terlihat tajam dengan tingkat detail yang tinggi. Secara keseluruhan, hasil foto terlihat lebih dramatis jika dibandingkan dengan tidak menggunakan mode Sunset.

Bukan berarti foto yang tidak menggunakan mode Sunset tidak bagus. Hanya saja, warna kuning tidak terlalu tebal di dekat matahari dan lantai. Ukuran matahari terlihat tidak sebulat ketika menggunakan mode Sunset. Meski demikian, subjek pada foto tetap terlihat tajam. Zoom optik 5x yang dihadirkan oleh kamera periskop memberi hasil yang cukup bagus.




Performa Optical Image Stabilizer (OIS) P30 Pro sangat membantu menghasilkan hasil yang tajam, meski hanya memotret menggunakan tangan. Detail juga terlihat tajam, tidak ada gangguan over-exposure maupun under-exposure. Bagian bawah puncak monas terlihat sangat baik untuk sekelas kamera smartphone flagship. Ketika saya naikkan hingga 10x zoom, hasilnya sangat baik.

Tidak ada gangguan artefak di puncak emas monas. Zoom 10x adalah hasil kombinasi dari lensa standar dan lensa telefoto. Sekali lagi, performa OIS yang andal pada P30 Pro sangat membantu saya menghasilkan foto tajam menggunakan zoom jauh.




Saya terkesima dengan performa mode Aperture P30 Pro. Efek Bokeh yang dihadirkan tersimulasikan dengan sangat baik. Seluruh bagian subjek tetap terlihat tajam, pinggirannya tidak ikut dibuat blur oleh kamera. Ketika saya mencoba pada aperture paling besar (f/0.95), rumput di dekat subjek ikut masuk menjadi blur, tetapi tidak dengan rumput yang sejajar dengan subjek.

Hasil foto yang ditampilkan ketika saya memotret menggunakan mode Monochrome juga terlihat sangat baik. Detail garis-garis pada baju subjek terlihat jelas. Lipatan-lipatan pada baju juga tampil bagus meski tidak menggunakan warna. Meskipun detail menurun ketika memotret ketika subjek membelakangi cahaya, performa pemotretan hitam putih tetap terlihat unggul untuk ukuran smartphone.






Hari pun telah malam. Saatnya melihat kemampuan mode Night smartphone ini. Hasilnya adalah lampu gedung yang tertata rapi. Kilauan setiap lampu tersebut tidak meluber kemana-mana, sehingga detail gedung di kejauhan tidak tertutup oleh cahaya lampu berlebih.

Bagian langit terlihat bersih tanpa gangguan noise yang terlalu mengganggu saat dipotret menggunakan ISO 1600. Awan tampil putih kehitaman, menandakan warna yang dihasilkan tidak bergeser. Dari kejauhan, terlihat daun-daun yang tidak mengalami penurunan detail.

Bagiamana dengan video? Video yang dihasilkannya sangat stabil, tidak menampilkan goyangan akibat gerakan tangan. Saat saya merekam sambil berjalan, video tampil sangat baik. Kestabilan yang sama juga terjadi ketika saya merekam video saat berlari.

Setelah membahas performa kamera, kini saya lanjutkan untuk membicarakan performa smartphone itu sendiri untuk keperluan sehari-hari hingga bermain gim. Pertama, saya jalankan AndroBench untuk melihat seberapa cepat penyimpanan internal P30 Pro. Smartphone ini menorehkan kecepatan 854 MB/s untuk Sequential Read, 251 MB/s untuk Sequential Write, 168 MB/s untuk Random Read, dan 159 MB/s untuk Random write.

Saya juga menjalan aplikasi 3DMark di P30 Pro. Angka yang diraihnya adalah 1.244 untuk Sling Shot Extreme, 3.229 untuk Slingshot, 3.113 untuk Slingshot Unlimited, 26.195 untuk Ice Storm Unlimited.



Huawei memilih konfigurasi Big.Middle.Small, di mana mereka menggunakan dua ARM Cortex A76 di kecepatan 2,6GHz sebagai ‘performance core’, dua Cortex A75 di kecepatan 1,92GHz berfungsi sebagai ‘prime core’, sedangkan 4 cortex A55 di kecepatan 1,8GHz akan menjadi ‘low power core’.

Sebgai pembanding, Qualcomm Snapdragon 855 memiliki pendekatan yang berbeda, meski juga memiliki konfigurasi Big.Middle.Small. Mereka menggunakan konfigurasi satu ARM Cortex A76 di 2,8GHz yang menjadi ‘performance core’, tiga Cortex A75 di 2,42GHz yang menjadi ‘prime core’, dan empat Cortex A55 di kecepatan 1,8GHz.

Memberikan performa tinggi tidak berarti selalu baik. Contoh, meski telah menggunakan prosesor dengan teknologi fabrikasi 7nm yang terkenal irit daya, tidak membuat perangkat ini bertahan lama. Dalam pengetesan menggunakan PCMark Work 2.0, baterai 4200 mAh dilahap dalam waktu 6 jam 43 menit saja. Di luar sana, banyak smartphone yang memiliki kapasitas baterai yang sama dapat bertahan lebih lama.

Beralih ke penggunaan nyata, RAM sebesar 8GB sedikit banyak membantu saya. Multitasking berjalan lancar. Bermain gim, seperti Asphalt 9 pun tidak terasa lag. Seperti Mate 20, P30 Pro berhasil mencapai rata-rata 24 FPS saat diukur dengan aplikasi Game Bench.

Bermain gim kompetitif sekelas PUBG pun sangat nyaman. Menggunakan pengaturan tertinggi, gim berjalan lancar di 30 FPS.

Kapasitas penyimpanan 256GB tampaknya cukup lega bagi sebagian orang. Namun, mengingat ukuran foto dan video yang diambil kamera P30 Pro cukup besar, saya membayangkan penyimpanan ini akan habis dalam satu atau dua tahun saja.

Sebagai kesimpulan, kamera P30 Pro berhasil menghancurkan persaingan kamera smartphone. Ia sulit dilawan vendor pabrikan lain, setidaknya untuk saat ini. Kamera periskopnya berhasil mengatasi kelemahan utama sistem tersebut.

Kita lihat saja, apakah ada gebrakan dari vendor lain dalam hal kamera agar dapat mengambil takhta Huawei P30 Pro, atau setidaknya setara. Untuk harga, versi yang ada di tangan saya ini memiliki RAM 8GB dan penyimpanan internal 256 GB dijual dengan harga 1.099 Euro atau sekitar Rp17,9. Tetapi, belum ada informasi lebih lanjut mengenai harga resminya di indonesia.

Jumat, 14 Juni 2019

Banyak orang masih belum mengetahui ponsel yang mengadopsi Android Pie, tetapi Tips Maksimalkan Smartphone Android ini bisa untuk meningkatkan kenyamanan. Cekidot klikers!

Tips Smartphone Android Pie Yang Harus Kamu Ketahui


1.Antarmuka dark mode



Fitur yang sudah ada di Android 9.0 Pie ini bertujuan untuk mengubah warna antarmuka menjadi “ramah” terhadap pengguna dan menjadi sepenuhnya gelap untuk kebutuhan penyesuaian cahaya agar tidak silau.

Untuk mengaktifkannya,pertama bisa mengunjungi Settings > Display > Device theme > Dark, untuk cara cepat bisa juga mengaktifkan otomasi night mode dari Settings > System > Developer options > Night mode > Automatic.



2.Nyalakan navigasi gestur


Fitur navigasi sudah banyak dipunyai oleh sistem lain seperti contohnya yang dilakukan oleh iPhone X, Xiaomi Mi Mix, OnePlus 6, dan model smartphone kelas flagship lainnya.

Nah, untuk kamu yang belum mengetahuinya bahwa Android Pie harus mengaktifkan setelan “Swipe up on home button” yang ada di Settings > System > Gestures.

Tombol recent apps akan menghilang dan tergabung di tombol home yang juga bisa mengakses recent apps dengan cara swipe up dari tombol home yang kini berbentuk horizontal.


3.Manajemen “sampah” cache


Berkas “sampah” atau file yang tidak terpakai di ponsel secara tidak langsung hanya akan membuat ponsel dipenuhi oleh file yang hanya memenuhi ruang penyimpanan saja. Nah kami sarankan untuk melakukan pengelolaan berkas cache ini.

Caranya ini dapat secara otomatis dilakukan di Settings > Storage > Storage manager setelah itu sistem akan menganalisa memori internal dan melakukan penghapusan.



4.Buat WiFi aktif secara otomatis 

Fitur WiFi yang sebelumnya dicoba Google ternyata bisa mempermudah pengguna yang sudah memiliki rutinitas tertentu untuk bisa tersambung ke jaringan WiFi yang sudah tersimpan sebelumnya seperti di rumah atau kantor.

Untuk mengaktifkan fitur ini, bisa mengunjungi Settings > Network & Internet > WiFi > WiFi preferences > Turn on WiFi. Apakah Tips Smartphone Android Pie ini sudah ramah pengguna? lanjut baca klikers!



5.Batasi Waktu Penggunaan aplikasi Time Android pie



Segala sesatu yang melebihi penggunaan batas menjadi fokus utama Google di sistem Tips Smartphone Android Pie ini untuk fitur Digital Wellbeing bertujuan untuk jadi pengingat jika kamu menggunakan suatu aplikasi dalam waktu yang terlampau lama.

Fitur yang memiliki Dashboard ini dengan pengaturan waktu aplikasi yang bisa kamu setel sesuai dengan keinginan, di mana Android Pie akan mengingatkan kamu untuk menyudahi sesi bermedia sosial sesuai waktu yang sudah ditentukan.

Rabu, 12 Juni 2019



8 Aplikasi Penghasil Uang yang Wajib Kamu Coba

Kamu mungkin masih belum mengetahui aplikasi yang menghasilkan uang. Aplikasi-aplikasi seperti itu kayanya bakal cocok banget buat kamu yang senang memegang ponsel seharian.

Tapi, semuanya gak seinstan seperti yang kamu bayangkan. Untuk bisa mendapatkan uang, biasanya kamu diwajibkan menyelesaikan beberapa tugas-tugas yang diberikan.


Bentuknya ada yang berupa survei, menonton iklan sampai habis, mengunduh aplikasi, hingga meemainkan suatu permainan.

Ketika kamu berhasil menyelesaikan tugas-tugas di atas, akan ada reward yang diberikan pihak developer dalam bentuk koin atau poin.

Poin tersebut kemudian baru bisa kamu tukarkan ke dalam bentuk dolar jika sudah memenuhi batas minimal penukaran. Penukarannya bisa dilakukan menggunakan akun pembayaran virtual seperti Paypal atau Amazon Gift Card.

Daripada penasaran, ini dia delapan aplikasi yang menghasilkan uang di tahun 2019:



1. Grab Points

Aplikasi yang menghasilkan uang pertama ada Grab Points. Aplikasi gratis ini bisa diunduh di ponsel pintar.

Bagaimana caranya menghasilkan uang? Kamu hanya perlu menyelesaikan tugas-tugas seperti mengisi survei dan menonton video untuk mendapatkan poin.

Poin kemudian bisa ditukarkan ke dalam dolar. Jadi semakin banyak poin yang dikumpulkan, semakin banyak dolar yang bakal kamu peroleh.

Aplikasi ini juga akan memberikan poin buat kamu kalau berhasil mengajak temanmu mengunduhnya. Jika jumlah poin yang didapat dari mengajak teman sudah terkumpul 100 poin, hadiah bonus 50 poin menantimu.

Selain dalam bentuk dolar, poin juga bisa dikonversikan ke dalam saldo akun pembayaran, Amazon, BestBuy, Starbucks, Walmart, Paypal, dan masih banyak lagi. Tapi, butuh waktu sekitar 72 jam untuk mengkonversikannya terhitung dari waktu penukaran poin.




2. Cash Gift

Sama seperti Grab Points, untuk mendapatkan uang dari Cash Gift, kalian hanya perlu mengerjakan tugas-tugas yang tersedia.

Tugasnya pun sama, mengisi survei dan menonton video iklan. Setelah selesai menyelesaikan tugas, kalian akan mendapatkan poin yang jumlahnya berbeda-beda setiap tugas.

Aplikasi yang menghasilkan uang satu ini mengharuskan kamu mengumpulkan poin 1.000 untuk bisa menukarkannya menjadi 1 dolar.

Untuk bisa menarik dolar kamu bisa menggunakan beberapa sistem pembayaran virtual seperti Amazon Gift Card dan Paypal. Proses penarikannya dinilai lebih cepat dan gak butuh banyak uang kok, minimal saldo kamu ada 3 dolar atau 3.000 poin.



3. Aplikasi Google yang menghasilkan uang, Google Opinion Reward

Aplikasi yang bisa menghasilkan uang satu ini diluncurkan langsung oleh Google. Lewat Google Opinion Reward pengguna harus mengisi soal-soal survei yang tersedia.
Pertanyaan yang dilontarkan pun sangat simpel, seperti seputar rencana traveling kamu atau membandingkan dua logo yang paling menarik.

Untuk bisa mendapatkan poin, kamu gak bisa sembarangan dalam mengisi soal-soal survei, karena nantinya bakalan ada validasi dari pihak Google. Ketika validasi selesai, maka kamu baru berhak mendapatkan poin yang bisa ditukarkan ke dolar.

Tapi, jangan berharap kamu bisa mendapatkan poin setiap harinya dari aplikasi ini. Pasalnya, survei yang mereka sediakan gak setiap hari ada, jadi kudu bersabar menunggu.

Kabar buruknya lagi, aplikasi ini ternyata belum tersedia di regional Indonesia. Tapi banyak yang mengakalinya dengan mengubah IP internet, atau mengunduh aplikasi VPN.



4. Showbox

Berbeda dengan tiga aplikasi sebelumnya, aplikasi yang menghasilkan uang ini gak menyuruh kamu untuk mengisi survei.

Showbox memiliki caranya sendiri memberikan penghasilan tambahan buat penggunanya, yaitu dengan bermain game. Siapa sih yang gak doyan main game, apalagi kalau dapat bayaran.

Dengan memainkan game-game pilihan di Showbox kamu bakal mendapatkan sekitar 30-500 poin.

Setiap 1.000 poin yang kamu punya, bisa ditukarkan menjadi 1 dolar. Tapi minimal penarikannya harus 5 dolar, artinya kamu harus memiliki 5.000 poin dan hanya bisa ditarik melalui Paypal.

Kalau dirasa dari game kurang cukup, Showbox juga menyediakan konten video yang bisa kamu tonton untuk menambah jumlah poin.


5. Whaff Rewards

Aplikasi penghasil rupiah gratis ini termasuk yang paling banyak diminati. Dilihat di Google Play, Whaff Rewards telah diunduh lebih dari 10 juta orang.

Bedanya dengan aplikasi lain, Whaff tidak menggunakan sistem poin, tapi hadiah diberikan dalam besaran dolar langsung. Setiap tugas yang dikerjakan hadiahnya bervariasi mulai dari 0,1 dolar – 1 dolar.

Tugasnya bukan dengan mengisi survei atau memainkan game, tapi kamu diharuskan untuk mengunduh aplikasi-aplikasi yang ada di Whaff kemudian memainkannya. Jadi lebih seperti sarana untuk mempromosikan aplikasi saja.

Uang yang didapatkan bisa dicairkan ke Paypal atau dikonversikan menjadi pulsa ke provider pengguna.


6. Cash for Apps

Cash for Apps memiliki tugas yang sama dengan Whaff Rewards. Jadi pengguna akan diminta untuk mengunduh dan menjalankan aplikasi-aplikasi yang mereka sarankan.

Setelah hal tersebut dijalankan, kamu bakal dapat poin yang kemudian bisa ditukarkan ke dolar. Poin yang didapat dari sekali unduh antara 50 sampai 400 poin.

Tapi beda dengan aplikasi yang menghasilkan uang lainnya yang mengharuskan kamu mengumpulkan 1.000 poin untuk 1 dolar, Cash for Apps hanya mensyaratkan 300 poin untuk 1 dolarnya. 

Untuk menukarkan poin tersebut dalam bentuk uang tunai, kalian bisa menggunakan rekening Paypal. Bisa juga ditukarkan ke dalam saldo pembayaran virtual seperti Google Play, Amazon, dan iTunes.



7. Foap

Buat para pegiat fotografi, ini ada aplikasi yang menghasilkan uang buat kamu. Aplikasi bernama Foap ini memungkinkan kamu untuk menjual karya fotografimu.

Semakin bagus fotonya, maka akan semakin besar bayarannya. Setiap karya akan dihargai mulai dari US$ 5 atau Rp 70 ribuan.

Lumayan banget kan buat menambah uang jajan. Daripada foto tersebut hanya dipamerkan di Instagram, mending sekalian dijual aja. Tapi, pastikan juga kalau foto tersebut orisinal dan bukan milik hak cipta orang lain.

Dilihat dari website resminya, Foap memiliki kemitraan dengan brand-brand ternama kelas dunia seperti Nivea, Volvo, Heineken, dan Kraft Heinz. Jadi kemungkinannya foto-foto yang laku dijual akan didistribusikan ke mitra Foap.

Gak cuma itu aja, Foap juga ternyata juga menyebarkan foto-foto pilihan dari mereka ke salah satu website data foto terbesar seperti Getty Images.



8. Gift Wallet

Gift Wallet juga termasuk dalam daftar aplikasi yang menghasilkan uang terlaris. Sebelum mendapatkan uang, kalian harus mengumpulkan koin sebanyak-banyaknya.

Di aplikasi ini ada dua cara untuk mendapatkan koin, bermain game yang tersedia, dan menonton video iklan.

Untuk permainan biasanya kalian akan mendapatkan 5 koin. Kamu juga bisa mendapatkan coin tambahan dengan merekomendasikan Gift Wallet ke akun-akun media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Tapi ada batasan maksimalnya, yaitu sehari 90 koin dan minimal penarikan adalah 1.510 koin yang bernilai 2 dolar. Sistem penarikannya harus menggunakan akun Paypal ya.

Itulah delapan aplikasi yang menghasilkan uang yang bisa diunduh di ponsel pintarmu. Dari pada kamu seharian megang ponsel cuma buat mantengin media sosial, mending unduh aja aplikasi-aplikasi di atas. Lumayan kan buat menambah uang jajan kamu!

Kalau kamu rajin menjalankan tugas-tugas yang diberikan di aplikasi tersebut pasti pendapatan yang kamu dapatkan juga akan meningkat, bahkan bisa melebihi pekerjaan utama.

Namun, menjadikan aplikasi yang menghasilkan uang di atas sebagai sumber pendapatan utama sepertinya sangat tidak disarankan. Lebih baik aplikasi seperti ini hanya dijadikan sumber tambahan saja.

Senin, 10 Juni 2019

Saran HP Terbaik Untuk Penggemar PUBG 
(Update terbaru) Daftar HP gaming murah harga mulai 1 jutaan, dengan spesifikasi mantap. Cocok buat main PUBG Mobile atau Mobile Legends.
Main PUBG di HP kamu lemot minta ampun? Bermimpi untuk bisa main PUBG lancar jaya tapi budget terbatas untuk membeli HP baru?

Game Android semakin hari kualitasnya semakin baik, tapi HP Android kamu kok masih gitu-gitu saja guys! Udah zaman old untuk main PUBG!

Kamu gak mau, kan, suatu saat nanti HP kamu menjadi semakin lag dan nggak kuat bermain game PUBG lagi? Duh pasti pusing mikirin buat beli yang baru, kan?

Namun tenang saja! Pasalnya kali ini Jaka punya beberapa rekomendasi HP gaming murah terbaik di 2019 dengan harga mulai Rp 1-3 jutaan. Bakalan ramah di kantong nih!



Persyaratan HP Gaming Murah Terbaik di 2019!

Nggak semua HP Android murah bisa dilabeli dengan embel-embel gaming walaupun sanggup untuk memainkan berbagai game kekinian, seperti PUBG Mobile.

Game-game yang lebih ringan dari PUBG seperti Mobile Legends, Arena of Valor, atau Free Fire, pasti lancar-lancar aja!

Namun menurut Jaka sendiri, ada beberapa persyaratan yang mesti dimiliki HP gaming murah dengan harga Rp 1-3 jutaan. Ada apa saja? Cek dulu di bawah ini deh!

Penggunaan chipset kelas menengah hingga upper mid-end, seperti Qualcomm Snapdragon 625, Qualcomm Snapdragon 660, atau HiSilicon Kirin 710 (dan yang setara).
Minimal kapasitas RAM 3GB dengen memori internal 32GB atau di atasnya.
Fitur-fitur lain pendukung bermain game, seperti baterai besar, ukuran layar dan gaming mode.
Rekomendasi HP Gaming Murah & Terbaik di 2019!
hp-gaming-murah
Setelah melihat persyaratan HP gaming di atas, kali ini Jaka bakal memberikan beberapa rekomendasi HP gaming murah untuk bujet Rp 1 jutaan hingga Rp 3 jutaan yang bisa kamu miliki nih. Simak, yuk!

Note: Harga di atas merupakan harga ter-update 19 Maret 2019. Harga dapat berubah sewaktu-waktu.



Daftar HP Gaming Murah 1 Jutaan Terbaik



1. Xiaomi Redmi S2
Xiaomi Redmi S2 memang dilabeli sebagai sebuah smartphone selfie yang memiliki kamera depan beresolusi besar, yakni 16MP.

Namun jangan salah sangka, HP gaming murah harga 1 jutaan ini juga dibekali dengan spesifikasi mumpuni, seperti chipset Snapdragon 625.

Sementara untuk lainnya, HP ini dilengkapi dengan kapasitas RAM 3GB dan memori internal 32GB.


2. Realme C1
Bukan hanya mengandalkan kelebihan dari Realme 2 Pro, sub-brand Oppo ini juga menawarkan Realme C1 dengan banderol harga terjangkau.

Realme C1 dibekali dengan chipset Qualcomm Snapdragon 450 yang memiliki performa hampir sebanding dengan Snapdragon 625.

Dijual dengan harga sekitar Rp 1,5 jutaan saja, sayangnya Realme C1 hanya dibekali 2GB RAM dan 16GB memori internal.

Oh iya, untuk versi C1 2019 dengan RAM 2GB dan ROM 32GB juga sudah tersedia sekarang! HP gaming murah ini cocok banget buat main PUBG!




Daftar HP Gaming Murah 2 Jutaan Terbaik



1. ASUS Zenfone Max Pro M2
Kalau di segmen hardcore gamer, perusahaan asal Taiwan ini menawarkan ROG Phone tentu berbeda untuk pasar kelas menengah.

ASUS Zenfone Max Pro M2 merupakan HP gaming murah andalan ASUS di kelas ini dengan menghadirkan beberapa peningkatan, terutama pada chipset Snapdragon 660.

Sisi lain yang menjadi daya tarik ada penggunaan material Corning Gorilla Glass 6 yang bakal memberikan proteksi ekstra.


2. ASUS Zenfone Max Pro M1Selain seri suksesornya, kamu juga bisa melirik ASUS Zenfone Max Pro M1 yang juga menjadi salah satu smartphone gaming terbaik yang bisa kamu miliki.

Desain HP ini memang nggak terlalu istimewa, namun tetap memiliki build quality yang cukup menjanjikan.

Selain dibekali dengan chipset Snapdragon 636, daya tarik dari ASUS Zenfone Max Pro M1 adalah baterai berkapasitas besar hingga 5000 mAh lho!


3. Xiaomi Redmi Note 5 (Kamera Terbaik)
Xiaomi pun memberikan saingan sepadan dengan memberikan HP gaming murah ini chipset Snapdragon 636, sama seperti ASUS Zenfone Max Pro M1.

Xiaomi Redmi Note 5 bisa jadi salah satu smartphone pilihan berkat memiliki fitur fotografi yang terbilang mumpuni di kelasnya.

HP ini dilengkapi dengan dual kamera utama 12MP + 5MP dan kamera selfie 5MP.


4. Realme 2 Pro
Realme 2 Pro menawarkan segala kelengkapan, mulai dari desain mewah, harga murah, dan spesifikasi kelas atas untuk banderol harganya.

HP gaming murah ini menggunakan chipset Snapdragon 660, namun dibanderol dengan harga kisaran 2 jutaan saja untuk versi termurahnya, membuatnya memiliki nilai yang lebih spesial.

Buat kamu yang mencari opsi lain, HP Realme ini wajib kamu pertimbangkan, lho.




Daftar HP Gaming Murah 3 Jutaan Terbaik



1. Vivo V9 6GB
Seri Vivo V9 6GB menjadi salah satu seri smartphone Vivo terbaik yang sudah dibekali dengan chipset Snapdragon 660, harganya terbilang cukup wajar.

Untuk urusan bermain game, tentu Vivo V9 6GB siap melibasnya tanpa khawatir lag saat bermain.

Apalagi HP gaming terjangkau ini juga dilengkapi RAM berkapasitas 6GB yang tentu lega untuk multitasking beberapa jendela sekaligus.


2. Huawei Nova 3i (Fitur AI Gaming)
Jikalau Huawei P20 Pro yang merupakan HP dengan kamera terbaik saat ini menurutmu masih kemahalan, ada versi murahnya kok!

Huawei Nova 3i menawarkan desain yang kurang lebih sama dan juga dibekali spesifikasi mumpuni untuk bermain game di kelasnya, terutama berkat kehadiran GPU Turbo.

HP ini sudah dibekali chipset Kirin 710 dengan RAM 4GB dan memori internal jumbo hingga 128GB.


3. Honor 8X
Nggak kalah kece dengan HP milik perusahaan induknya, Honor 8X juga menawarkan desain yang menawan dibarengi dengan performa yang nggak main-main.

Fitur GPU Turbo yang berbasis artificial intelligence (AI) ini pun mampu memaksimalkan performa dari chipset Kirin 710 dan baterai berkapasitas 3750 mAh.

Tentu berbekal ini kamu bakal semain lancar bermain game seperti Mobile Legends hingga PUBG Mobile.


4. Xiaomi Mi 8 Lite
Bertarung dengan HP gaming murah di atas, Xiaomi Mi 8 Lite juga menawarkan spesifikasi mumpuni dibarengi pula dengan desain nan ciamik.

HP ini dibekali dengan chipset Qualcomm Snapdragon 660 yang masuk ke dalam segmen upper-mid range dengan dukungan RAM 4GB dan memori internal 64GB.

Jadi nggak perlu khawatir lag saat bermain game di Xiaomi Mi 8 Lite, kan?


Translate

Entri Populer