Jumat, 19 April 2019

Alasan Bos BBM Menutup BBM Mulai Mei Mendatang

CEO BBM Matthew Talbot (Foto: detikINET/Rachmatunnisa) CEO BBM Matthew Talbot (Foto: detikINET/Rachmatunnisa)
Jakarta - Dari beragam aplikasi pesan instant yang ada, WhatsApp sepertinya jadi yang paling populer digunakan saat ini. WhatsApp merebut tahta BlackBerry Messenger (BBM) yang pernah menguasai pasar. Apa komentar CEO BBM melihat hal ini?

"Coba lihat data dari banyak sumber. Dari Google, mobile, lihat data dari statistik. Kami masih menjadi aplikasi populer dan masih banyak yang mendownload serta menggunakannya di Indonesia," kata CEO BBM Matthew Talbot saat berbincang dengan detikINET.

Matthew mengklaim, BBM masih menjadi nomor satu untuk aplikasi social messaging di Indonesia. Angka penggunanya pun masih akan terus tumbuh, seiring semakin banyak orang menggunakan smartphone.

Dikatakannya, BBM saat ini punya 64 juta pengguna aktif di Indonesia. Sebanyak 75% di antaranya adalah pengguna aktif harian. Untuk mempertahankan eksistensinya di persaingan pasar aplikasi pesan instan yang kian sengit, BlackBerry mencoba menawarkan nilai tambah dalam layanannya.

Strategi ini juga tak lepas karena bersatunya BBM menjadi bagian dari PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) sejak empat bulan lalu. BBM ingin membuat penggunanya makin lengket dengan layanannya dengan menawarkan banyak hal.

"Di BBM kami sediakan berbagai layanan dan konten. Anda bisa lihat berita, main game, bisa top up pulsa, melakukan pembayaran, berbelanja, mendapatkan kupon. Jadi Anda tak perlu buka aplikasi lain, semua di dalam BBM," sebutnya.

Dikatakannya, dengan demografi pengguna yang lebih luas, BBM menyasar banyak segmen, tidak hanya kalangan tertentu seperti aplikasi instant messaging lainnya.

"Sebanyak 65% berusia antara 18-45 tahun. Segmen yang beragam ini adalah populasi di mana ada orang yang ingin bisa isi pulsa, berbelanja, nonton video atau main game. Kami tidak hanya menyasar usia 12-18 tahun yang merupakan konsumennya Line misalnya. Kami ingin BBM jadi bagian keseharian semua orang," harapnya.

Matthew menambahkan, kemungkinan messaging adalah aplikasi paling sukses. Mengutip data Google, di Indonesia rata-rata pengguna smartphone menghabiskan 140 menit menggunakan aplikasi chat setiap harinya.

Pernyataan Matthew ada benarnya. Jika melihat deretan top free apps di Google Play Indonesia saja misalnya, posisi 10 besar didominasi aplikasi messaging. WhatsApp di urutan pertama, BBM di posisi nomor dua, kemudian ada Facebook messenger di urutan keempat, diikuti Line di urutan keenam.

Kalah Populer dari WhatsApp, Ini Alasan Bos BBM Foto: Top Free Apps Android Google Play Store (data 7/12/2016)


Dan berdasarkan data yang dirilis App Annie, saat ini WhatsApp adalah platfrom messenger yang menduduki peringkat nomor satu di Indonesia, menyusul nomor dua adalah BBM dan Line di urutan ketiga. Penyusunan ini dilakukan berdasarkan Monthly Active User (MAU) periode Oktober 2016 untuk perangkat Android di Indonesia.

Meski posisinya dikalahkan WhatsApp, SVP Research & Marcom App Annie Danielle Levitas meyakini BBM akan melesat kembali. Akuisisi oleh Emtek pada pertengahan 2016 lalu menjadi alasannya.

"Dengan akuisisi oleh Emtek, ada jalan buat BBM untuk mengubah pasar di Indonesia lebih baik lagi. Karena pemiliknya sekarang paham betul apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia," ujarnya dalam kesempatan terpisah beberapa waktu lalu.

Matthew sendiri mengaku tidak ambil pusing ketika pengguna BBM juga menggunakan aplikasi messaging lain di ponselnya. Dia memakluminya.

"Setiap orang punya 3-4 messenger di ponsel mereka. Tidak apa-apa. Kami tidak peduli, karena kami tahu Anda berbicara ke komunitas yang berbeda-beda," tutupnya. (rns/rou)
blackberry messenger blackberry
Pantau Terus Perolehan Quick Count Pemilu 2019 di Sini.


  

0 komentar:

Translate

Arsip Blog

Entri Populer